Semua Berita Luar

ATLET PON RIAU KECEWA, PEMERINTAH PROVINSI RIAU TIDAK DAPAT MENGAPRESIASI PRESTASI ATLET PON RIAU
Atlet PON Riau telah mengharumkan nama Riau dengan 21 medali emas, 22 perak dan 36 medali perunggu pada tahun 2024 dan pemerintah Riau mengapresiasi prestasi tersebut dengan memberikan bonus dengan anggran kurang lebih 24 Miliar. Namun sekarang diberi rasa kecewa, uang bonus yang sebelumnya sudah di janjikan pemerintah Provinsi Riau tidak kunjung cair dari tahun 2024 hingga sekarang. Padahal Pemerintah Provinsi Riau, khususnya Gubernur Riau sudah terus menerus dituntut oleh ATLET PON RIAU untuk membayar bonus sesuai janji yang disampaikan oleh Rahman Hadi, Penjabat (Pj) Gubernur Riau pada tahun 2024. Gubernur Provinsi Riau, Abdul Wahid, mengakui bahwa masalah bonus atlet telah dibicarakan. "Kita sudah mau bayar bonus itu. Cuma kan kita tidak ada kemampuan untuk membayar penuh. Bukan tidak mau bayar, kita bayar. Cuma kan mereka minta yang lebih," ujar Wahid saat diwawancarai di Pekanbaru, Sabtu (12/7/2025). Nyatanya, para atlet bukanlah meminta lebih tapi mereka hanya meminta sesuai kesepakatan dan juga sesuai dengan yang tertera pada Peraturan Gubernur Riau No. 5 Tahun 2022 DENGAN BERBAGAI ALASAN! EFISIENSI! ANGGRAN!. Pemerintah Provinsi Riau sampai sekarang belum membayar uang bonus yang telah di janjikan ini. PADAHAL! Informasi yang tersebar luas di berbagai media dan dikutip dari Kompas.com, bahwa Gubernur Riau memberikan bonus sebesar Rp20 juta kepada Rayyan Arkan Dikha, bocah viral yang dikenal dengan "aura farming" dan bahkan diangkat sebagai Duta Pariwisata Riau karena dianggap telah mempromosikan tradisi Pacu Jalur ke dunia internasional. Seolah-olah Gubernur Riau mengirim pesan bahwa pencapaian viral seorang bocah lebih layak mendapat penghargaan dibanding perjuangan nyata para atlet PON Riau, yang telah bersusah payah berlatih, bertanding untuk mempersembahkan medali bagi Riau di ajang nasional. IRONIS. Usaha ini tidak di apresiasi Gubernur Riau yang sekarang dan tidak menjadi prioritas untuk mengapresiasi prestasi mereka sehingga bonus yang sebelumnya dijanjikan kepada atlet PON Riau justru tak kunjung cair dengan dalih defisit anggaran.

Ikatan Pelajar Mahasiswa Pekanbaru (IPEMARU) melakukan audiensi bersama Dinas Pendidikan Provinsi Riau
Pekanbaru 15 juli 2025, menjadi momentum penting bagi Ikatan Pelajar Mahasiswa Pekanbaru (IPEMARU) yang berkesempatan untuk melaksanakan audiensi bersama Dinas Pendidikan Provinsi Riau. Pertemuan ini menjadi ruang penting dalam merespon berbagai persoalan yang belakangan ini muncul dan berdampak langsung pada pelajar dan mahasiswa asal Riau. Dalam audiensi tersebut, IPEMARU menyampaikan berbagai aspirasi dan masukan, khususnya terkait proses Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) serta kebijakan-kebijakan teknis pendidikan yang perlu dikaji dan disesuaikan dengan kondisi sebenarnya di lapangan. Kami mengapresiasi keterbukaan pihak Dinas Pendidikan dalam menanggapi berbagai pertanyaan dan keluhan yang kami sampaikan. Salah satu hal yang dibahas adalah implementasi Permendikdasmen No. 3 Tahun 2025 yang menjadi dasar hukum dalam proses seleksi dan penerimaan peserta didik baru. Regulasi ini memiliki keterkaitan besar terhadap akses pendidikan tinggi bagi pelajar dari berbagai latar belakang, dan penting untuk dipahami bersama secara utuh. Selain itu, kami juga menyoroti Keputusan Gubernur Riau tentang Juknis SPMB Tahun Pelajaran 2025/2026, yang menjadi acuan teknis dalam pelaksanaan seleksi. Beberapa poin dalam juknis tersebut kami nilai masih membutuhkan sosialisasi yang lebih luas dan mendalam kepada seluruh calon mahasiswa dan masyarakat. Kami menyadari bahwa peran serta aktif mahasiswa dan pelajar dalam mengawal kebijakan pendidikan sangat dibutuhkan agar tercipta keadilan akses dan transparansi dalam setiap proses. Karena itu, IPEMARU berkomitmen untuk terus menjadi jembatan penghubung antara aspirasi mahasiswa dengan pemerintah daerah. Terimakasih kami sampaikan kepada Dinas Pendidikan Provinsi Riau atas waktu, ruang dialog, dan keterbukaannya. Semoga sinergi ini terus terjalin dan mampu melahirkan solusi-solusi konkret bagi kemajuan pendidikan di Bumi Lancang Kuning.

Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) tahun 2025 menjadi kacau banyak siswa/i menjadi korban di Riau
Terkait permasalahan SISTEM PENERIMAAN MURID BARU (SPMB) ini, kita sudah berusaha melakukan komunikasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi Riau sebagai penanggung jawab dan akar permasalahan yg terjadi di Riau saat ini, sejauh ini tidak ada respon atau perhatian khusus untuk permasalah ini. Janji-janji manis Gubernur Riau, H. Abdul Wahid, seharusnya dapat menjamin akses pendidikan bagi seluruh anak Riau dan nyatanya kini muncul masalah serius, seperti pendaftaran yang tidak terintegrasi, kesulitan mengubah jalur sehingga calon siswa otomatis terancam gagal masuk sekolah negeri. Seorang wali dari calon siswa di Kampar mengaku bahwa ia merasa kecewa karena SPMB ini yang tidak bisa mengubah jalur pendaftaran yang sebelumnya terjadi karena kesalahan yang tidak di sengaja. “Kami datangi sekolah, jawabannya tunggu. Sampai hari terakhir tetap tak bisa diubah. Baru diarahkan ke Posko Pengaduan di Dinas Pendidikan, tapi tak ada solusi,” kata Ana di hadapan awak media dan kini banyak calon murid terancam tidak lulus SPMB karena lamanya menunggu jawaban dari Dinas Pendidikan. Kejadian lainnya juga di alami masyarakat Kota Pekanbaru ketika ia ingin mendaftarkan anaknya melalui jalur mutasi, namun di sistem hanya menerima jalur mutasi bagi anak ASN dan adanya keterbatasan kuota yang di berikan untuk kota pekanbaru dan hal ini membuat banyak calon siswa yang ingin mendaftar tidak dapat mendaftar. “Saya kerja di lembaga negara independen, tapi tak diakui. Negara bentuk lembaga ini, tapi negara juga menutup pintu untuk anak kami,” ujarnya sedih Disini, kita kembali mempertanyakan janji Gubernur Riau bahwa “tak ada anak Riau yang boleh putus sekolah,” kenyataannya di lapangan menunjukkan sebaliknya. SPMB yang seharusnya jadi gerbang inklusi malah menjadi pagar penghalang bagi keluarga kurang mampu.

Pemberian gelar datuk adat kepada Wali Kota Pekanbaru dan Wakil Wali Kota Pekanbaru
Ikatan Pelajar Mahasiswa Pekanbaru mengucapkan taniah atas penabalan gelar datuk adat kepada Wali Kota Pekanbaru Agung Nugroho, SE. M.M sebagai Datuk Bandar Setia Amanah dan Wakil Wali Kota H. Markarius Anwar, S.T., M.Arch sebagai Datuk Muda Bandar Setia Amanah. Acara besar ini juga dihadiri langsung oleh istri Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pekanbaru dan para Forkopimda, Pj Sekda serta seluruh Asisten, Staf Ahli, seluruh Kepala OPD, seluruh Kabag dan seluruh Camat se-Kota Pekanbaru. Ketua Umum Majelis Kerapatan Adat (MKA) Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau Datuk Seri H Raja Marjohan Yusuf juga turut hadir dalam penabalan gelar adat ini. Ketua Umum MKA LAM Kota Pekanbaru, Datuk Seri Rizky Bagus Oka, beserta jajaran LAM Kota Pekanbaru. Wali Kota Agung Nugroho menyampaikan sebuah pidato bahwa pentingnya nilai-nilai budaya Melayu dalam pembangunan Kota dan menurut nya, visi pertama dalam membangun kota ini adalah menjadikan nilai-nilai budaya Melayu sebagai jati diri Kota Pekanbaru.

Sekolah Rakyat di Pekanbaru menjadi satu-satunya sekolah yang mendapatkan anggaran sebesar 150 Miliar di daerah Riau.
Ikatan Pelajar Mahasiswa Pekanbaru (IPEMARU) ikut gembira menerima kabar bahwa kota Pekanbaru menjadi satu-satunya daerah di Riau yang mendapatkan anggaran sebesar 150 Miliar untuk program sekolah rakyat yang digagas langsung Presiden RI Prabowo. Program sekolah rakyat ini akan di laksanakan tahun ini dan menerima peserta didik sebanyak 50 peserta didik yang akan mendapatkan fasilitas lengkap untuk mendukung pendidikan mereka, yaitu : - pembelajaran - asrama - makan - dll. Sebagai Kota Bertuah, Pekanbaru akan terus mendukung program ini untuk terus maju. Pemerintah Kota Pekanbaru juga berharap dengan adanya program sekolah rakyat ini dapat meningkatkan Sumberdaya Manusia di Kota Pekanbaru. Melalui penyebaran informasi ini, kami harap serta ingin memastikan agar penyebaran informasi program ini tidak hanya berhenti di papan pengumuman atau media social saja. Karena kami percaya bahwa Pendidikan adalah hak semua anak bangsa. Kami mengajak seluruh masyarakat Kota Pekanbaru untuk tidak ragu bermimpi besar. Dengan tekat, usaha dan informasi yang tepat, tidak ada yang tidak mungkin untuk dicapai. Mari wujudkan generasi unggul dan berdaya saing tinggi untuk Kota Bertuah!

Pemerintah Kota Pekanbaru resmi membuka kembali akses U-Turn di depan Pasar Cik Puan
Keputusan ini menjadi jawaban atas aspirasi keras yang disampaikan oleh Persatuan Pedagang Pasar Cik Puan dan Ikatan Pelajar Mahasiswa Pekanbaru (IPEMARU) selama beberapa pekan terakhir. Langkah ini disambut antusias oleh para pedagang yang selama ini mengeluhkan penutupan U-Turn tersebut karena berdampak langsung pada menurunnya jumlah pembeli dan omzet mereka. “Kami sangat mengapresiasi Wali Kota Pekanbaru yang telah mendengar suara kami. Penutupan U-Turn kemarin sangat memengaruhi aktivitas pasar. Sekarang dengan dibukanya kembali, kami harap ekonomi di sini bisa hidup kembali,” ujar Ketua Persatuan Pedagang Pasar Cik Puan, Edi Manik saat diwawancarai usai pembukaan. IPEMARU: Suara Rakyat Kecil Jangan Diabaikan Sejak awal, IPEMARU juga menjadi pihak yang aktif mendorong agar pemerintah membuka kembali akses tersebut. Organisasi ini menilai bahwa penutupan U-Turn bukan hanya persoalan lalu lintas, tapi juga menyangkut hak ekonomi rakyat kecil. “Kami terus mendampingi para pedagang dalam menyuarakan keluhan ini. Alhamdulillah pemerintah kota Pekanbaru bapak H. Agung Nugroho Cepat tanggap dalam mendengarkan aspirasi masyarakat terkait U-Turn ini, bagaimanapun U turn ini adalah urat nadi bagi pasar,” ujar Angga Udela Poetra, Ketua umum IPEMARU Riau Pembukaan kembali U-Turn di depan Pasar Cik Puan adalah contoh nyata sinergi antara pemerintah dan elemen masyarakat. Perjuangan Persatuan Pedagang Pasar Cik Puan akhirnya membuahkan hasil, membuktikan bahwa suara rakyat kecil tetap bisa menggugah perubahan ketika diperjuangkan bersama-sama, oleh karena itu P3CP inisiatif untuk mengadakan tasyakuran atas kemudahan urusannya dan turut mengundang semua elemen dan khususnya pemko Pekanbaru, sebagai bentuk rasa syukurnya.

Pedagang Gelar Syukuran atas Dibukanya Kembali U-Turn Depan Pasar Cik Puan, Wakil Walikota Turut Hadir
Pekanbaru, 28 Juli 2025 — Suasana haru dan gembira menyelimuti halaman Pasar Cik Puan, Senin siang. Setelah kurang lebih lima tahun ditutup, akhirnya U-Turn (putaran balik) di depan Pasar Cik Puan resmi dibuka kembali. Sebagai bentuk rasa syukur, Persatuan Pedagang Pasar Cik Puan (P3CP) menggelar syukuran bersama para pedagang, yang dihadiri langsung oleh Wakil Wali Kota Pekanbaru, Markarius Anwar, serta sejumlah tokoh masyarakat dan mahasiswa. Acara yang dimulai pukul 13.30 WIB ini juga dihadiri oleh Ketua P3CP, tokoh-tokoh dan pedagang pasar, serta Ikatan Pelajar Mahasiswa Pekanbaru (IPEMARU), termasuk Ketua Umum dan para anggotanya yang sebelumnya turut berjuang menyampaikan aspirasi bersama pedagang pasar. Dalam sambutannya, Wakil Wali Kota menegaskan bahwa pembukaan kembali akses U-Turn ini merupakan bentuk nyata perhatian Pemerintah Kota Pekanbaru terhadap aspirasi masyarakat, khususnya pedagang pasar tradisional. > “U-Turn ini bukan sekadar jalur lalu lintas, tapi akses ekonomi. Dengan dibukanya kembali setelah lima tahun tertutup, kami harap roda ekonomi di Pasar Cik Puan bisa bergerak lebih cepat dan memberikan dampak langsung bagi masyarakat,” ujar Markarius Anwar. Ketua P3CP menjelaskan bahwa penutupan U-Turn selama bertahun-tahun sebelumnya sangat memengaruhi aksesibilitas pasar. Banyak calon pembeli yang enggan mampir karena kesulitan berbalik arah, sehingga berdampak pada menurunnya pendapatan pedagang. > “Alhamdulillah, hari ini kita bersyukur bersama. Setelah lima tahun menunggu, akhirnya U-Turn ini dibuka kembali. Ini bukan hanya memudahkan pembeli, tapi juga menghidupkan kembali semangat pedagang,” ungkap Ketua P3CP. Sementara itu, IPEMARU dalam keterangannya menyampaikan bahwa dukungan terhadap infrastruktur kecil seperti U-Turn bisa memberikan dampak besar jika menyentuh kebutuhan nyata masyarakat. Mereka juga menyatakan siap mendampingi aspirasi rakyat kecil dalam proses pembangunan kota yang lebih inklusif. Acara syukuran ditutup dengan makan bersama dan dialog ringan antara pedagang, mahasiswa, dan pemerintah, membahas potensi pengembangan fasilitas pasar ke depan. Momentum ini menjadi pengingat bahwa kolaborasi dan keberpihakan terhadap kebutuhan dasar rakyat adalah kunci membangun Pekanbaru yang lebih adil dan manusiawi.